MEDIA CENTER ROHUL- Dalam hal penanganan menurunkan angka stunting di Kabupaten Rokan Hulu, untuk membentuk suatu kekompakan dengan melibatkan beberapa OPD terkait, Pemerintah Rokan Hulu adakan rapat Asistensi Pelaksanaan dan Pelaporan Aksi Konvergensi Stunting pada Aksi 6 dan Aksi 7 yang dilaksanakan di Aula lantai tiga kantor Bupati Rokan Hulu, Kamis (12/11/2021).

Kegiatan yang di taja Bappeda Rokan Hulu ini, di hadiri Asisten III Rokan Hulu Ir.Muhammad Ruslan, Tim Penanganan Stunting bagian Fungsional Bappedalitbang Riau Tuti Rahmawati, Serta beberapa Perwakilan OPD terkait.

Asisten III, Ruslan menyampaikan dimana dalam hal Penanganan Stunting ini ada sekitar 10 OPD yang terlibat, yang mana selama ini dalam penanganannya belum kompak sehingga persentase Stunting di Rohul masih kurang maksimal, namun meski demikian dalam penanganan Stunting di Rokan Hulu juga memiliki progres dalam tahun Ketahun dimulai dari tahun 2017 hingga tahun 2020 dalam penanganannya angka stunting menurun tapi tidak siknifikan.

"Kita harus tingkatkan Penanganannya, memang ada beberapa data kita yang no 1 di Riau yakni sanitasi 92,7 persen, oleh karena itu kita mengharapkan pada tahun 2021 ini Stunting semakin menurun, sebab program dari tim koordinasi Stunting yang ditaja oleh Bappedalitbang Riau dengan membuat suatu program target penurunan Stunting 2 persen di tahun 2021 hingga tahun 2026" ungkap Ruslan.

"Kita berharap dengan program target ini ditahun 2026 angka stunting bisa berada di bawah angka 10 persen" tambah Ruslan.

Sementara itu, menurut tim penanganan Stunting yang juga bagian Fungsional pada Bappedalitbang Riau, Tuti Rahmawati membenarkan bahwa terkait target penurunan angka stunting, Provinsi Riau ditargetkan 14 persen penurunannya dengan sekitar 2 persen per tahun, sementara di Rokan Hulu sendiri sudah sejalan dengan penurunannya 2 persen pertahun.

Dirinya menambahkan pesan yang paling penting untuk pelaksanaan intervensi kecakupan di Rokan hulu sudah sangat baik di bandingkan dengan kabupaten lain, namun mungkin terkait percepatannya ada masalah seperti kehadiran di Posyandu, kecakupan terkait pengembangan pangan lokal untuk keluarga beresiko Stunting, kemudian terkait dengan Parenting bagaimana mengedukasi kelompok kelompok sasaran seperti ibu hamil dan keluarga seribu hari pertama kehidupan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan di itikad keluarga.

Tuti Rahmawati juga menyampaikan sejauh ini yang menjadi kendala adalah terkait koordinasi dan konvergensi antara semua OPD dan sektor terkait.

" Bukan hanya peran dari sektor pemerintah namun juga dari pihak swasta, di Rokan hulu inikan banyak juga perusahaan yang memang sebaiknya berkontribusi lebih banyak terhadap program penurunan Stunting di Rokan Hulu" jelasnya

Sementara berkait angka Stunting di Rokan Hulu sudah lebih baik dibandingkan rata rata di Provinsi Riau dimana provinsi Riau sendiri angkanya berada di 27 persen sementara di Rokan hulu sudah berada di angka 24 persen berdasarkan hasil dari leskesdes 2013 dan 2018 penurunannya sudah sangat baik. Dalam artian upaya upaya dari pemerintah Rokan hulu sudah sangat baik dalam upaya percepatan penanganan penurunan Stunting.

Menurut Penyampaian yang disampaikan tim koordinasi Stunting yang mana sesuai standar WHO Riau secara global harus berada di bawah angka 20 persen, namun saat ini Riau baru berada di angka 27 persen, oleh karena itu sesuai target pada tahun 2024 di Ahir periode Gubernur angka stunting di Riau ditargetkan di angka 18 persen.

Kemudian jelasnya terkait Urgensinya sendiri, pihaknya di Provinsi fungsinya pembinaan dan pengawasan, dalam hal ini adalah memastikan kabupaten/kota itu melakukan aksi Konverbegeinsif sesuai dengan panduan yang disampaikan oleh sekretariat wakil presiden dan bina pembangunan daerah dari Kemendagri.

" untuk memastikan tahapan tahapan yang dilakukan oleh Kabupaten ini sesuai dengan panduan makanya kami melakukan aksistensi, supaya upaya upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu memang On The Trek sesuai dengan panduan" tutupnya. (MCDiskominforohul/JK)

---